Assalamu Alaikum Wr.Wb.
Selamat datang..........""""
anda baru saja menjadi salah satu orang beruntung hari ini telah membuka blog ini

Selasa, 17 Juli 2012

PERANAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKHNOLOGI DALAM PENDIDIKAN JASMANI







WARDIMAN JOYO WIRAHMAN


MANAJEMEN OLAHRAGA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012/2013

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya yang telah di berikan kepada saya sehingga saya bisa menyusun makalah ini tentang Pendidikan jasmani ini di susun berdasarkan tugas yang di berikan oleh bapak dosen,sebagai syarat lulus matrrikulasi mata kuliah peranan manajemen dan iptek dalam penjas dan olahraga.
Makalah ini saya susun dengan membaca beberapa informasi dari internet .Makalah ini saya buat saya usahakan dapat di mengerti saya sendiri dan orang lain, bila ada kesalahan mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, agar  bisa perbaikan pembuatan makalah untuk selanjutnya.
Akhir kata, mudah-mudahan makalah ini memberi manfaat dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam perkuliahan sehingga dapat mempermudah dalam proses pembelajaran terkhusus dibidang perkembangan  iptek di bidang pendidikan jasmani

Makassar, 16  Juli 2012

Penyusun,


WARDIMAN J WIRAHMAN




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di zaman yang dituntut serba cepat dan serba praktis ini kita harus dapat ’mengakal –akali’nya . Salah satu caranya dengan pemanfaatan teknologi yang sudah ada. Kita ambil sebuah contoh. Pengembangan kemampuan Iptek menjadi salah satu faktor dominan bagi negara manapun untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kemakmuran rakyat, serta melindungi kepentingan dan kedaulatan negara. Terlebih lagi dengan laju perkembangan Iptek yang terus meningkat dengan kecepatan semakin tinggi, maka tiada pilihan lain bagi setiap negara kecuali berupaya semaksimal mungkin untuk mengikuti dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Selain itu kini kita dapat menikmati layanan internet melalui handphone. Yang tak kalah menarik, kini telah dirintis teknologi nano yaitu teknologi yang mengubah ukuran komponen – komponen yang terdapat pada alat – alat elektronik menjadi lebih kecil. Bahkan ukurannya mencapai 1 nano. Hal tersebut tidak terlepas dari peranan teknologi tentunya.
Penguasaan IPTEK bagi generasi muda dinilai sangat penting . Hal tersebut dikarenakan Migrasi atau berpindahnya para ilmuwan dan insinyur terbaik yang dimiliki Indonesia ke negara lain setelah sebelumnya disekolahkan dandiinvestasikan oleh negara dalam program-program pengembangan teknologi.Sehingga sebagai generasi selanjutnya kita diharuskan untuk menguasai IPTEK untuk menyelesaikan masalah – masalah pengembangan teknologi di Indonesia.
Tahun 2002, juara dunia sepak bola, Perancis, ditaklukkan oleh Senegal dalam perebutan Piala Dunia. Sebelas pemain sepak bola terbaik yang dimiliki Senegal sebelumnya telah dikecam oleh pencinta sepak bola dandianggap tidak nasionalis. Mereka bermigrasi ke klub-klub sepak bola kelas dunia di Eropa untuk berkompetisi. Fenomena migrasi 11 pemain sepak bola ini mirip dengan peristiwa migrasi ilmuwan Indonesia kenegara lain, sebagaimana juga dialami Jerman, Brasil, Amerika Serikat,Perancis, dan Malaysia. Di Amerika seorang doktor biologi asal Aceh mengabdikan iptek dalam riset bioengineering di Universitas Washington.

B.     Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini :
1.      Bagaiman Perkembangan Iptek ?
2.      Konsep Pendidikan Jasmani ?
3.      Peranan Iptek dalam pendidikan jasmani
C.    Tujuan
1.      Mahasiswa dapat mengetahui pentingya pemahaman  perkembangan iptek
2.      Dapat menjelaskan defenisi dan konsep pendidikan jasmani
3.      Mampu menjelaskan peranan iptek dalam pendidikan jasmani.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perkembangan Iptek
Meskipun teknologi itu diciptakan untuk kepentingan bersama dan untuk memudahkan masyarakat dalam beraktivitas, akan tetapi tetap saja ada efek samping negatif seperti yang telah dipaparkan di atas. Semua itu kembali kepada individu yang menjalani, bagaimana ia memanfaatkan dan akan digunakan untuk apa teknologi.
Bangsa Indonesia masih harus berjuang keras dalam pengembangan kemampuan Iptek, karena menghadapi beberapa permasalahan utama dan mendasar, antara lain:
1.      tingkatan secara umum dalam menyerap dan mengembangkan Iptek masih terbatas pada kemampuan untuk menggunakan dan atau modifikasi. Pada tingkatan seperti ini masih memerlukan upaya lebih besar untuk mampu mengembangkan, menemukan dan menerapkan teknologi baru. Penemuan, pengembangan, dan penerapan teknologi yang benar-benar baru dan sesuai dengan keunggulan komparatif yang ada, untuk yang selanjutnya mampu menempatkan kita pada keunggulan kompetitif.
2.      Pengembangan kemampuan Iptek membutuhkan sumber daya manusia yang cukup, baik dalam kuantitas maupun kualitasnya, sementara itu sumber daya manusia yang tersedia masih sangat terbatas. Gambaran mengenai keadaan ini dengan segera dapat dipahami bilamana dilakukan pembandingan dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia di negara-negara yang telah maju dalam pengembangan kemampuan Ipteknya.
3.      Anggaran dari usaha pemerintah yang tersedia untuk kegiatan penelitian dan pengembangan yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan kemampuan Iptek masih terbatas pula, sedangkan peran serta swasta dan kalangan industri belum berjalan secara optimal.
4.      Pada tingkatan operasional, sistem dan kelembagaan dalam pengembangan kemampuan Iptek diperkirakan belum memenuhi kebutuhan minimal yang dipersyaratkan agar proses pengembangan kemampuan Iptek berjalan secara efektif dan efisien. Meskipun seara konseptual sistem dan kelembagaan yang ada nampaknya telah cukup mampu menggerakkan, mengarahkan, dan mengendalikan derap langkah pengembangan kemampuan Iptek; namun keluaran yang dihasilkan dalam proses pengembangan kemampuan Iptek belum berjalan secara efektif dan efisien. Tingkatan optimal proses pengembangan kemampuan Iptek yang efektif dan efisien, hanya mungkin dicapai bila kesetaraan dan kesepadanan dalam sisi peningkatan kapasitas Iptek sebanding dengan kebutuhan pemanfaatannya dalam dunia industri dan dunia usaha pada umumnya.
B.     Konsep Dasar Pendidkan Jasmani
Berbagai pendapat tentang pendidikan jasmani muncul dari para ahli. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1.       Menurut Bucher Pendidikan jasmani adalah bagian yang integral dari seluruh proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan fisik, mental, emosi, dan sosial melalui aktivitas jasmani yang telah dipilih untuk mencapai hasilnya.
2.       Menurut Agus Mahendra Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, permainan, dan olahraga yang dipilih untuk mencapai tujuan pendidikan.
3.       Menurut Singer Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui jasmani berbentuk suatu program aktivitas jasmani yang medianya gerak tubuh (melibatkan otot-otot besar) yang dirancang untuk menghasilkan beragam pengalaman dan tujuan, antara lain belajar sosial, intelektual, keindahan, dan kesehatan.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu secara organik, neuromuskular, perseptual, kognitif, sosial, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional.
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.
Materi mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan  SMP yang meliputi: pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri/senam; aktivitas ritmik; akuatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas disajikan untuk membantu siswa agar memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif.
Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru Pendidikan jasmani harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Dengan memahami karakteristik perkembangan siswa, guru akan mampu membantu siswa belajar secara efektif. Selama di SMP, seluruh aspek perkembangan manusia psikomotor, kognitif, dan afektif mengalami perubahan yang luar biasa. Siswa SMP mengalami masa remaja, satu periode perkembangan sebagai transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa.  Masa remaja dan perubahan yang menyertainya merupakan fenomena yang harus dihadapi guru.
Menutur Dr. Syarifudin M.Pd dalam Pokok-pokok Pengembangan Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani bahwa tujuan pendidikan jasmani mencakup empat komponen, yakni :
1.      komponen organik, merupakan gambaran tujuan aspek fisik dan psikomotor yang harus dicapai pada setiap proses pembelajaran, yang meliputi ; kapasitas fungsional dari organ-organ seperti daya tahan jantung dan otot.
2.      komponen neuromuskuler merupakan gambaran tujuan yang meliputi aspek kemampuan unjuk kerja keterampilan gerak yang didasari oleh kelenturan, kelincahan, keseimbangan, dan kecepatan.
3.      komponen intelektual, merupakan gambaran yang dapat dipadankan dengan kognitif
4.      komponen emosional, merupakan gambaran yang dapat dipadankan dengan afektif.

C.    Peranan Iptek Dalam Pendidikan Jasmani
Penjas tentunya banyak mengajarkan tentang gerak dalam berolahraga dengan perkembangan IPTEK yang sekarang ini cabang ilmu inipun seakan mulai mendapatkan kemudahan dan efesiensi untuk di fokuskan. Seperti banyaknya alat-alat yang baru diciptakan sebagai alat-alat olahraga. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan prestasi atlet..
Perkembangan zaman yang semakin maju membuat semuanya serba praktis, hal ini tidak bisa dipungkiri lagi karena semuanya terjadi secara alamiah. Diberbagai kegiatan kita akan melihat bagaimana kecanggihan iptek diterapkan, tidak terkecuali dalam proses pembelajaran. Namun sangat disayangkan sekali ketika kita melihat suatu realita sehari-hari di dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bidang studi Pendidikan Jasmani berlangsung, masih banyak guru belum memberdayakan seluruh potensinya dalam mengelola pembelajaran baik dalam menguasai materi maupun dalam menggunakan media pembelajaran melainkan hanya menggunakan talk and chalk (berbicara dan kapur tulis), sementara materi-materi dalam Pendidikan Jasamani (Penjas) dilakukan tidak hanya di dalam ruangan saja/kelas yang dalam arti teori melainkan praktek di lapangan. Dalam praktek di lapangan sering sekali didapati pembelajaran Penjas yang kurang efektif dan efisien. Dalam pengajaran materi, kebanyakan guru tidak menggunakan media atau alat bantu. Padahal jika dikaji lebih mendalam, dengan menggunakan alat bantu informasi/pesan yang akan disampaikan akan lebih mudah ditangkap dan dicerna oleh siswa sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efisien.  Hal ini disinyalir karena tidak tersedianya alat bantu tersebut dan kurangnya kreativitas para guru. Tidak tersedianya media pembelajaran/alat bantu di sekolah menjadi salah satu faktor penyebab guru malas dan kurang kreatif dalam mengelola pembelajaran sehingga hanya bermodalkan talk and chalk.
Hal ini harus disikapi secara bijak oleh orang – orang yang terlibat secara langsung ataupun tidak langsung agar pendidikan jasmani tidak dikesampingkan oleh ilmu – ilmu lain. Harus ada manuver – manuver khusus yang dilakukan agar pendidikan jasmani bisa maju, menggunakan iptek dalam pengajarannya. Setidaknya ada terobosan pemahaman kepada guru – guru yang belum menguasai iptek agar dapat memanfaatkannya  dalam aktivitas pembelajaran. Hal ini harus dilakukan secara bertahap dan bisa menjangkau pelosok desa sekalipun.
Guru pendidikan jasmani merupakan salah satu komponen utama dalam proses pendidikan. Oleh sebab itu, berusaha memahami tantangan dan masalah yang akan dihadapi oleh guru pendidikan jasmani pada masa depan merupakan upaya yang baik untuk mengembangkan profesionalisme guru pendidikan jasmani di era globalisasi. Peningkatan peranan dan pengembangan profesionalisme guru pendidikan jasmani, di samping bergantung kepada program yang dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat, pada akhirnya lebih banyak bergantung kepada inisiatif dan kemauan guru itu sendiri untuk meningkatkannya. Tanpa kemauan dan penghayatan yang kuat serta kecintaan yang mendalam terhadap profesi yang ditekuninya, maka hampir dapat dipastikan akan susah terjadinya perkembangan suatu profesionalisme.  Untuk mengantisifasi permasalahan yang dihadapi guru pendidikan jasmani di era globalisasi agar dapat mengangkat harkat dan martabat profesinya, maka upaya untuk meningkatkan peranan dan pengembangan profesionalisme guru pendidikan jasmani merupakan upaya yang perlu dilakukan secara bersama-sama, baik oleh unsur pemerintah, masyarakat, ataupun individu guru pendidikan jasmani itu sendiri.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Dalam menghadapi tantangan masa depan, perencanaan pengembangan profesional guru pendidikan jasmani dan lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) harus diubah dari yang berwawasan mikro menjadi berwawasan makro, antisipatif, ekstrapolatif, dan strategik (Depdikbud, 1995). Pendekatan makro berarti memperluas cakupan wawasan dalam perencanaan pendidikan tenaga kependidikan dengan meletakkan sistem pendidikan sebagai subsistem yang lebih luas, yaitu sistem pembangunan ekonomi. Antisipatif berarti bahwa perencanaan pendidikan tenaga kependidikan, termasuk guru pendidikan jasmani, bertumpu kepada tantangan-tantangan yang akan terjadi di masa depan, baik yang bersifat internal ataupun eksternal.
2.      bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu secara organik, neuromuskular, perseptual, kognitif, sosial, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional.
3.      Bahwa pendiikan jasmani tidaklepas dari perkembangan IPTEK.


1 komentar: