WARDIMAN
JOYO WIRAHMAN
MANAJEMEN
OLAHRAGA
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2012/2013
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya yang telah di berikan
kepada saya sehingga saya bisa menyusun makalah ini tentang Pendidikan jasmani ini di susun berdasarkan tugas yang di berikan oleh
bapak dosen,sebagai syarat lulus matrrikulasi mata kuliah peranan manajemen dan
iptek dalam penjas dan olahraga.
Makalah
ini saya susun dengan membaca beberapa informasi dari internet .Makalah ini
saya buat saya usahakan dapat di mengerti saya sendiri dan orang lain, bila ada
kesalahan mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, agar bisa
perbaikan pembuatan makalah untuk selanjutnya.
Akhir
kata, mudah-mudahan makalah ini memberi manfaat dalam kegiatan belajar
mengajar, khususnya dalam perkuliahan sehingga dapat mempermudah dalam proses
pembelajaran terkhusus dibidang perkembangan iptek di bidang pendidikan jasmani
Makassar, 16 Juli
2012
Penyusun,
WARDIMAN
J WIRAHMAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Di zaman yang dituntut serba cepat
dan serba praktis ini kita harus dapat ’mengakal –akali’nya . Salah satu
caranya dengan pemanfaatan teknologi yang sudah ada. Kita ambil sebuah contoh.
Pengembangan kemampuan Iptek menjadi salah satu faktor dominan bagi negara
manapun untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kemakmuran rakyat,
serta melindungi kepentingan dan kedaulatan negara. Terlebih lagi dengan laju
perkembangan Iptek yang terus meningkat dengan kecepatan semakin tinggi, maka
tiada pilihan lain bagi setiap negara kecuali berupaya semaksimal mungkin untuk
mengikuti dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Selain itu kini kita dapat
menikmati layanan internet melalui handphone. Yang tak kalah menarik, kini
telah dirintis teknologi nano yaitu teknologi yang mengubah ukuran
komponen – komponen yang terdapat pada alat – alat elektronik menjadi lebih
kecil. Bahkan ukurannya mencapai 1 nano. Hal tersebut tidak terlepas dari
peranan teknologi tentunya.
Penguasaan IPTEK bagi generasi muda
dinilai sangat penting . Hal tersebut dikarenakan Migrasi atau berpindahnya
para ilmuwan dan insinyur terbaik yang dimiliki Indonesia ke negara lain
setelah sebelumnya disekolahkan dandiinvestasikan oleh negara dalam
program-program pengembangan teknologi.Sehingga sebagai generasi selanjutnya
kita diharuskan untuk menguasai IPTEK untuk menyelesaikan masalah – masalah
pengembangan teknologi di Indonesia.
Tahun 2002, juara dunia sepak bola,
Perancis, ditaklukkan oleh Senegal dalam perebutan Piala Dunia. Sebelas pemain
sepak bola terbaik yang dimiliki Senegal sebelumnya telah dikecam oleh pencinta
sepak bola dandianggap tidak nasionalis. Mereka bermigrasi ke klub-klub sepak
bola kelas dunia di Eropa untuk berkompetisi. Fenomena migrasi 11 pemain sepak
bola ini mirip dengan peristiwa migrasi ilmuwan Indonesia kenegara lain,
sebagaimana juga dialami Jerman, Brasil, Amerika Serikat,Perancis, dan
Malaysia. Di Amerika seorang doktor biologi asal Aceh mengabdikan iptek dalam
riset bioengineering di Universitas Washington.
B. Rumusan
Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam
makalah ini :
1.
Bagaiman
Perkembangan Iptek ?
2.
Konsep
Pendidikan Jasmani ?
3.
Peranan
Iptek dalam pendidikan jasmani
C. Tujuan
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui pentingya pemahaman perkembangan
iptek
2.
Dapat
menjelaskan defenisi dan konsep pendidikan jasmani
3.
Mampu
menjelaskan peranan iptek dalam pendidikan jasmani.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Iptek
Meskipun
teknologi itu diciptakan untuk kepentingan bersama dan untuk memudahkan
masyarakat dalam beraktivitas, akan tetapi tetap saja ada efek samping negatif
seperti yang telah dipaparkan di atas. Semua itu kembali kepada individu yang
menjalani, bagaimana ia memanfaatkan dan akan digunakan untuk apa teknologi.
Bangsa
Indonesia masih harus berjuang keras dalam pengembangan kemampuan Iptek, karena
menghadapi beberapa permasalahan utama dan mendasar, antara lain:
1.
tingkatan
secara umum dalam menyerap dan mengembangkan Iptek masih terbatas pada
kemampuan untuk menggunakan dan atau modifikasi. Pada tingkatan seperti ini
masih memerlukan upaya lebih besar untuk mampu mengembangkan, menemukan dan
menerapkan teknologi baru. Penemuan, pengembangan, dan penerapan teknologi yang
benar-benar baru dan sesuai dengan keunggulan komparatif yang ada, untuk yang
selanjutnya mampu menempatkan kita pada keunggulan kompetitif.
2.
Pengembangan
kemampuan Iptek membutuhkan sumber daya manusia yang cukup, baik dalam
kuantitas maupun kualitasnya, sementara itu sumber daya manusia yang tersedia
masih sangat terbatas. Gambaran mengenai keadaan ini dengan segera dapat
dipahami bilamana dilakukan pembandingan dengan jumlah dan kualitas sumber daya
manusia di negara-negara yang telah maju dalam pengembangan kemampuan Ipteknya.
3.
Anggaran
dari usaha pemerintah yang tersedia untuk kegiatan penelitian dan pengembangan
yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan kemampuan Iptek masih terbatas pula,
sedangkan peran serta swasta dan kalangan industri belum berjalan secara
optimal.
4.
Pada
tingkatan operasional, sistem dan kelembagaan dalam pengembangan kemampuan
Iptek diperkirakan belum memenuhi kebutuhan minimal yang dipersyaratkan agar
proses pengembangan kemampuan Iptek berjalan secara efektif dan efisien.
Meskipun seara konseptual sistem dan kelembagaan yang ada nampaknya telah cukup
mampu menggerakkan, mengarahkan, dan mengendalikan derap langkah pengembangan
kemampuan Iptek; namun keluaran yang dihasilkan dalam proses pengembangan
kemampuan Iptek belum berjalan secara efektif dan efisien. Tingkatan optimal
proses pengembangan kemampuan Iptek yang efektif dan efisien, hanya mungkin
dicapai bila kesetaraan dan kesepadanan dalam sisi peningkatan kapasitas Iptek
sebanding dengan kebutuhan pemanfaatannya dalam dunia industri dan dunia usaha
pada umumnya.
B.
Konsep Dasar Pendidkan Jasmani
Berbagai pendapat tentang
pendidikan jasmani muncul dari para ahli. Beberapa di antaranya adalah sebagai
berikut:
1.
Menurut Bucher Pendidikan jasmani adalah bagian yang integral dari seluruh proses
pendidikan yang bertujuan mengembangkan fisik, mental, emosi, dan sosial
melalui aktivitas jasmani yang telah dipilih untuk mencapai hasilnya.
2.
Menurut Agus Mahendra Pendidikan jasmani
adalah proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, permainan, dan
olahraga yang dipilih untuk mencapai tujuan pendidikan.
3.
Menurut Singer Pendidikan jasmani
merupakan pendidikan melalui jasmani berbentuk suatu program aktivitas jasmani
yang medianya gerak tubuh (melibatkan otot-otot besar) yang dirancang untuk
menghasilkan beragam pengalaman dan tujuan, antara lain belajar sosial,
intelektual, keindahan, dan kesehatan.
Dari berbagai pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan individu secara organik, neuromuskular,
perseptual, kognitif, sosial, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan
nasional.
Pendidikan
jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu,
baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan
anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya
sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Pendidikan jasmani, Olahraga dan
Kesehatan adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang
didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan
kecerdasan emosi.
Materi mata pelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan SMP yang meliputi: pengalaman
mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga; aktivitas
pengembangan; uji diri/senam; aktivitas ritmik; akuatik (aktivitas air); dan
pendidikan luar kelas disajikan untuk membantu siswa agar memahami mengapa
manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan
efektif.
Untuk mengembangkan pembelajaran
yang efektif, guru Pendidikan jasmani harus memahami dan memperhatikan
karakteristik dan kebutuhan siswa. Dengan memahami karakteristik perkembangan
siswa, guru akan mampu membantu siswa belajar secara efektif. Selama di SMP,
seluruh aspek perkembangan manusia psikomotor, kognitif, dan afektif mengalami
perubahan yang luar biasa. Siswa SMP mengalami masa remaja, satu periode
perkembangan sebagai transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa.
Masa remaja dan perubahan yang menyertainya merupakan fenomena yang harus
dihadapi guru.
Menutur Dr. Syarifudin M.Pd dalam Pokok-pokok Pengembangan
Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani bahwa tujuan pendidikan jasmani
mencakup empat komponen, yakni :
1. komponen organik, merupakan gambaran
tujuan aspek fisik dan psikomotor yang harus dicapai pada setiap proses
pembelajaran, yang meliputi ; kapasitas fungsional dari organ-organ seperti
daya tahan jantung dan otot.
2.
komponen neuromuskuler merupakan gambaran tujuan yang meliputi aspek
kemampuan unjuk kerja keterampilan gerak yang didasari oleh kelenturan,
kelincahan, keseimbangan, dan kecepatan.
3.
komponen intelektual, merupakan gambaran yang dapat dipadankan dengan
kognitif
4. komponen emosional, merupakan
gambaran yang dapat dipadankan dengan afektif.
C.
Peranan Iptek Dalam Pendidikan
Jasmani
Penjas
tentunya banyak mengajarkan tentang gerak dalam berolahraga dengan perkembangan
IPTEK yang sekarang ini cabang ilmu inipun seakan mulai mendapatkan kemudahan
dan efesiensi untuk di fokuskan. Seperti banyaknya alat-alat yang baru
diciptakan sebagai alat-alat olahraga. Hal ini sangat penting untuk
meningkatkan prestasi atlet..
Perkembangan zaman yang semakin
maju membuat semuanya serba praktis, hal ini tidak bisa dipungkiri lagi karena
semuanya terjadi secara alamiah. Diberbagai kegiatan kita akan melihat bagaimana
kecanggihan iptek diterapkan, tidak terkecuali dalam proses pembelajaran. Namun
sangat disayangkan sekali ketika kita melihat suatu realita sehari-hari di
dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bidang studi Pendidikan Jasmani
berlangsung, masih banyak guru belum memberdayakan seluruh potensinya dalam
mengelola pembelajaran baik dalam menguasai materi maupun dalam menggunakan
media pembelajaran melainkan hanya menggunakan talk and chalk (berbicara
dan kapur tulis), sementara materi-materi dalam Pendidikan Jasamani (Penjas)
dilakukan tidak hanya di dalam ruangan saja/kelas yang dalam arti teori
melainkan praktek di lapangan. Dalam praktek di lapangan sering sekali didapati
pembelajaran Penjas yang kurang efektif dan efisien. Dalam pengajaran materi, kebanyakan
guru tidak menggunakan media atau alat bantu. Padahal jika dikaji lebih
mendalam, dengan menggunakan alat bantu informasi/pesan yang akan disampaikan
akan lebih mudah ditangkap dan dicerna oleh siswa sehingga proses pembelajaran
lebih efektif dan efisien. Hal ini disinyalir karena tidak tersedianya
alat bantu tersebut dan kurangnya kreativitas para guru. Tidak tersedianya
media pembelajaran/alat bantu di sekolah menjadi salah satu faktor penyebab
guru malas dan kurang kreatif dalam mengelola pembelajaran sehingga hanya
bermodalkan talk and chalk.
Hal ini harus disikapi secara bijak
oleh orang – orang yang terlibat secara langsung ataupun tidak langsung agar
pendidikan jasmani tidak dikesampingkan oleh ilmu – ilmu lain. Harus ada
manuver – manuver khusus yang dilakukan agar pendidikan jasmani bisa maju,
menggunakan iptek dalam pengajarannya. Setidaknya ada terobosan pemahaman
kepada guru – guru yang belum menguasai iptek agar dapat memanfaatkannya
dalam aktivitas pembelajaran. Hal ini harus dilakukan secara bertahap dan
bisa menjangkau pelosok desa sekalipun.
Guru pendidikan jasmani merupakan
salah satu komponen utama dalam proses pendidikan. Oleh sebab itu, berusaha
memahami tantangan dan masalah yang akan dihadapi oleh guru pendidikan jasmani
pada masa depan merupakan upaya yang baik untuk mengembangkan profesionalisme
guru pendidikan jasmani di era globalisasi. Peningkatan peranan dan
pengembangan profesionalisme guru pendidikan jasmani, di samping bergantung
kepada program yang dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat,
pada akhirnya lebih banyak bergantung kepada inisiatif dan kemauan guru itu
sendiri untuk meningkatkannya. Tanpa kemauan dan penghayatan yang kuat serta
kecintaan yang mendalam terhadap profesi yang ditekuninya, maka hampir dapat
dipastikan akan susah terjadinya perkembangan suatu profesionalisme.
Untuk mengantisifasi permasalahan yang dihadapi guru pendidikan jasmani di era
globalisasi agar dapat mengangkat harkat dan martabat profesinya, maka upaya
untuk meningkatkan peranan dan pengembangan profesionalisme guru pendidikan
jasmani merupakan upaya yang perlu dilakukan secara bersama-sama, baik oleh
unsur pemerintah, masyarakat, ataupun individu guru pendidikan jasmani itu
sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Dalam menghadapi tantangan masa depan,
perencanaan pengembangan profesional guru pendidikan jasmani dan lembaga
pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) harus diubah dari yang berwawasan mikro
menjadi berwawasan makro, antisipatif, ekstrapolatif, dan strategik (Depdikbud,
1995). Pendekatan makro berarti memperluas cakupan wawasan dalam perencanaan
pendidikan tenaga kependidikan dengan meletakkan sistem pendidikan sebagai
subsistem yang lebih luas, yaitu sistem pembangunan ekonomi. Antisipatif
berarti bahwa perencanaan pendidikan tenaga kependidikan, termasuk guru
pendidikan jasmani, bertumpu kepada tantangan-tantangan yang akan terjadi di
masa depan, baik yang bersifat internal ataupun eksternal.
2.
bahwa pendidikan jasmani merupakan
proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara
sistematik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu secara organik,
neuromuskular, perseptual, kognitif, sosial, dan emosional dalam kerangka
sistem pendidikan nasional.
3.
Bahwa
pendiikan jasmani tidaklepas dari perkembangan IPTEK.
Thanks brow...!
BalasHapus